Rabu, 25 November 2009

Ziarah Makam Pahlawan di TMP Cikutra

Rabu, 21/01/2009 08:49 WIB
Ziarah Makam Pahlawan di TMP Cikutra
Ema Nur Arifah - detikBandung




Bandung
- Dua orang veteran perang kemerdekaan penerima bintang gerilya, kemarin, Selasa (20/01/2009) dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra. Mereka, Letnan R. Suharjo dan Sersan Asman, yang menambah daftar panjang pahlawan yang dimakamkan di TMP Cikutra, Jalan Pahlawan.

Puluhan peziarah tampak mendatangi makam. Beberapa bocah yang meminta sedekah dari para peziarah tampak mengekor dari belakang. Menunggu rupiah untuk datang ke telapak tangan mereka yang meminta.

Semilir angin mengiringi doa para peziarah. Suasana makam pun ramai dengan cericit burung gereja yang terbang rendah dari satu makam ke makam lainnya. Sampai
akhirnya para peziarah pun pulang. Anak-anak peminta sedekah pun secara berangsur berkurang.

Itulah suasana keseharian di TMP Cikutra, Jalan Pahlawan. Menurut salah seorang petugas makam, Wiri (48) setiap harinya TMP ini selalu didatangi para peziarah. Meski jumlahnya tak sebanyak ketika menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

"Ya, selalu saja ada yang datang setiap hari," tutur Wiri yang sudah bekerja selama delapan tahun di TMP. Untuk yang dimakamkan, sampai Januari 2009 menurutnya ada sekitar 6 orang. Secara keseluruhan hingga akhir 2008 tercatat sebanyak 7133 pahlawan dimakamkan di tempat ini. Pahlawan yang banyak dimakamkan paling banyak pada tahun selepas kemerdekaan yaitu tahun 1946.

Beberapa pahlawan yang dimakamkan di TMP Cikutra diantaranya Danudiridja Setiabudhi atau Douwes Decker, Abdul Muis, Mustopho, Emma Puradiredja, Ema Sumanegara, Domitian Aritonang dan makam Yogie S Memet.

TMP dibangun pada tahun 1958 di atas lahan seluas 8,7 hektar. Dari kejauhan, tugu pahlawan yang menjulang sudah tampak terlihat. Berupa dua benteng kokoh yang menyambut para peziarah ketika memasuki kawasan makam.

Deretan makam dengan nisan putih berderet rapih. Pohon-pohon pinus membagi makam menjadi dua bagian. Jalan selebar kurang lebih sepuluh meter menjembatani antara blok satu dengan blok lainnya.

Menurut Wiri, setiap blok tidak memiliki kekhususan siapa saja yang dimakamkan di blok tersebut. Tapi yang pasti setiap pahlawan dikelompokan sesuai dengan agamanya
masing-masing.

Sebuah tembok besar berwarna krem memanjang di salah pinggir lapangan yang berada di tengah-tengah lokasi makam. Tembok tersebut memuat nama-nama setiap pahlawan yang
dimakamkan. Di tengah lapangan, bendera di sebuah tugu, merah putih berkibar setengah tiang. Membelakangi sebuah tugu yang baru dibangun 2005 lalu.

Lapangan inilah yang biasa digunakan untuk upacara. Seperti pada hari-hari besar nasional, Hari Pahlawan 10 November, HUT RI, 17 Agustus atau pada 5 Oktober.

Wiri mengaku, sebanyak 30 petugas makam setiap harinya berjaga di TMP. Menurut Wiri, mereka tak pernah memiliki hari libur bahkan Hari Raya Idul Fitri sekalipun.

"Yang meninggal kan tidak tahu kapan waktunya. Jadi kita harus selalu siap kasihan kalau tidak ada yang mengurus," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar