Rabu, 25 November 2009

Sekolah Peninggalan Dewi Sartika

Jumat, 16/01/2009 07:57 WIB
Sekolah Peninggalan Dewi Sartika
Ema Nur Arifah - detikBandung




Bandung
- Tidak hanya tercatat sebagai pahlawan nasional, pejuang emansipasi wanita asal Jawa Barat Rd. Dewi Sartika pun meninggalkan warisan sejarah yang masih dimanfaatkan sampai sekarang. Peninggalan tersebut dinamakan situs Dewi Sartika. Tak jarang orang menyebutnya Museum Dewi Sartika.

Tapi bukanlah museum pada umumnya dengan benda-benda peninggalan Dewi Sartika di dalamnya. Situs Dewi Sartika ini adalah bangunan sekolah di Jalan Kautamaan Istri, kawasan Kebon Kalapa yang menyediakan pendidikan untuk SD dan SMP.

Dewi Sartika dilahirkan 4 Desember 1884. Pada tahun 1904, Dewi Sartika mendirikan sekolah untuk perempuan pertama di Indonesia yang dinamakan "Sakola Istri'. Lokasinya saat itu ada di paseban Kabupaten. Pada tahun 1910, nama sekolah tersebut diganti menjadi "Sakola Kautamaan Istri'.

Pada perayaan 25 tahun Sakola Kautamaan Istri, Dewi Sartika menerima hadiah dari pemerintah Belanda berupa bangunan sekolah baru di Jalan Kautamaan Istri.

Setelah Dewi Sartika wafat pada 11 September 1947, para alumni Sakola Kautamaan Istri mendirikan Yayasan Dewi Sartika pada 17 April 1955. Yayasan Dewi Sartika ini menaungi TK, SD, dan SMP Dewi Sartika yang kini masih berada di Jalan Kautamaan Istri dengan luas lahan 1428 meter persegi.

Menurut Kepala Sekolah SMP Dewi Sartika Rukiyah Samsimiharja, peninggalan asli dari Dewi Sartika hanya enam ruang kelas yang berada di bagian depan sekolah. "Bangunan tersebut masih asli. Kalaupun ada yang dipugar tidak berubah dari bangunan aslinya," tutur Rukiyah.

Secara keseluruhan keenam ruang kelas ini tidak mengalami perubahan mendasar. Baik dari bentuk bangunan, tiang-tiang penyangga juga kawat-kawat yang berfungsi sebagai jendela tidak diganti sama sekali.

"Kalau hujan pun anak-anak lebih baik menggeserkan tempat duduknya kalau kecipratan air hujan. Karena jendela kawat ini tidak boleh dirubah sama sekali," ujar Rukiyah.

Enam ruang kelas tersebut digunakan untuk SMP. Sedangkan untuk SD ruangan kelas ada di bagian belakang bangunan asli. Untuk bangunan TK sendiri lokasinya terpisah yaitu di Jalan Logam.

Tapi dari enam kelas, hanya satu kelas yang di dalamnya ada potret Dewi Sartika. Dengan bentuk bangku disesuaikan dengan bentuk bangku semasa Dewi Sartika masih hidup dulu. Selebihnya, tidak ada catatan atau peninggalan Dewi Sartika lainnya yang memeprlihatkan bisa dilihat. Patung Dewi Sartika sekalipun tersimpan di Balaikota Bandung.

Sebuah tugu yang berada di pinggir lapangan sekolah juga bukan peninggalan Dewi Sartika. Menurut Rukiyah tugu tersebut peninggalan pasukan Kodam yang pernah menjadikan sekolah ini sebagai markas saat masa perjuangan dulu.

Dalam sebuah prasasti tertulis pemugaran bangunan sekoah Dewi Sartika dilakukan pada tahun 1982. Pemugaran tersebut menurut Rukiyah atas bantuan dari pemerintah. Begitupun setiap kali pemugaran dilakukan atas bantuan dari pemerintah.

Sampai saat ini Rukiyah mengaku pihaknya masih membutuhkan bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan sekolah. Rukiyah dan pihak Yayasan Dewi Sartika pun menginginkan ada pemugaran untuk kelas-kelas peninggalan Dewi Sartika sebagai salah satu cara mengembangkan sekolah.

Menurut Rukiyah pihaknya mengharapkan lima dari enam kelas tersebut bisa dipugar. Sedangkan satu kelas dibiarkan seperti bentuk aslinya. Kelas tersebut benar-benar difungsikan sebagai Museum Dewi Sartika yang tidak digunakan sebagai tempat belajar siswa.

"Tapi pemerintah tidak mengijinkan," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar