Rabu, 25 November 2009

Jalan Pasteur, Gerbang Penyambut Para Pelancong

Kamis, 09/10/2008 09:00 WIB
Jalan Pasteur, Gerbang Penyambut Para Pelancong
Ema Nur Arifah - detikBandung




Bandung
- Tercatat tiga bangunan peninggalan zaman kolonial berdiri di jalan ini, yaitu Rumah Sakit Hasan Sadikin, kantor BUMN PT Biofarma, dan Panti Asuhan Dana Mulya. Satu diantaranya menjadi cikal bakal penamaan jalan, yang menjadi jalur utama para pelancong Jakarta untuk pelesir di Parisj Van Java.

Jalan Pasteur. Apa yang anda pikirkan ketika melewati Jalan ini? Pernahkah terpikir dari mana nama Pasteur ini berasal. Setiap nama memang punya cerita, begitu pun untuk sebuah jalan.

Mungkin tak pernah terpikir bahwa nama Jalan Pasteur terkait dengan keberadaan Bio Farma di Jalan Pasteur No 28. Menurut Rizki W Soemadipradja, Dosen Hukum Pranata Pembangunan Arsitektur Itenas, nama Pasteur diambil dari nama ahli kimia dan biolog Perancis Louis Pasteur yang mengembangkan tekhnik pasteurisasi.

Biofarma, ungkap Rizki, adalah salah satu lembaga yang mengembangkan vaksin yang dasar penemuannya dari Louis Pasteur. Nama Pasteur sendiri menjadi lekat karena Bio Farma pernah menyandang kata Pasteur di belakang namanya.

Bio Farma didirikan 1890, yang kala itu bernama Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur. Nama tersebut pun diubah oleh pemerintah Indonesia ketika terjadi nasionalisasi perusahaan Belanda antara tahun 1955-1960. Hingga akhirnya dari tahun 1997 sampai sekarang menjadi Badan usaha Milik Negara (BUMN) dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT).

Selain tiga bangunan bersejarah banyak tempat yang menarik di sepanjang Jalan Pasteur. Terlebih jika terus menelusuri Jalan Terusan Pasteur atau Jalan DR Djunjunan yang membelah Jalan Pasirkaliki ini.

Keberadaan tol Cipularang yang mempersempit jarak antara Bandung dan Jakarta, membuat jalan ini seperti gerbang selamat datang sekaligus selamat jalan. Lihat saja di sepanjang jalan tawaran wisata belanja kuliner begitu menggiurkan.

Beberapa puluh meter dari gerbang tol, kelezatan ikan pesmol Cianjur langsung menyambut. Rupa-rupa rumah makan Sunda, dengan ciri khasnya masing-masing akan membuat anda pusing untuk menentukan.

Misalnya rumah makan Manjabal, Saung Kabayan, Raja Sunda, Warung Cepot, Rumah Makan Oneng, Rumah Makan Wibisana, Griya dahar Ibu Kadi di mana Surabi Imut sudah menyambut di muka gerbang atau Grobak Rakyat di dalam kemegahan Giant Hypermarket yang juga menyajikan makanan tradisional. Kangen dengan yoghurt? Tak perlu jauh ke Jalan Aceh, BMC sudah membuka cabangnya di Jalan Terusan Pasteur beberapa bulan lalu.

Ingin makanan yang lebih eksotis? Rumah Makan Naya menyediakan olahan daging ular selain menu utama lainnya yaitu Chinese Food. Untuk yang hobi makan fast food tentunya bisa menikmati beberapa tempat makan fast food di Bandung Trade Center. Beberapa rumah makan lainnya pun bisa menjadi pilihan dengan kekhasan masing-masing. Tentunya disesuaikan dengan selera anda.

Beberapa hotel seperti Grand Aquila, Hotel Nyland atau Topaz Galeria Hotel bisa menjadi pilihan bermalam agar lebih dekat menuju tol Cipularang. Jika akan pulang, deretan penjual oleh-oleh sudah menyambut ketika turun dari jembatan Pasupati.

Tapi anda harus cukup berhati-hati, arus kendaraan di jalan ini bisa terbilang cukup kencang. Meski ada zebra cross sebaiknya pilih jembatan penyeberangan agar lebih aman. Untuk berjalan-jalan di Kota Bandung, sederetan taksi selalu siap di sepanjang jalan ini untuk menghantarkan anda menuju tempat asyik lain di Kota Bandung.
(ema/ern)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar