Rabu, 25 November 2009

Makam Pendiri Kota Bandung yang Terawat

Rabu, 14/01/2009 08:12 WIB
Makam Pendiri Kota Bandung yang Terawat
Erna Mardiana - detikBandung




Bandung
- Masuk melalui Jalan Dalem Kaum, di antara toko-toko dan pedagang kaki lima di sepanjang jalan itu, situs makam bupati Bandung VI Raden Adipati Wiranatakusumah II berada. Bupati Bandung ke -6 inilah yang disebut-sebut sebagai pendiri Kota Bandung.

Gapura besar berada di pinggiran trotoar mengarahkan pada situs makam tersebut. Penjual CD dan DVD bajakan langsung menyambut di muka gerbang. Beberapa puluh meter dari gerbang, sebuah pintu gerbang lain menunjukan dengan jelas bahwa tempat itu adalah situs makam Bupati Bandung Raden Adipati Wiranatakusumah II yang memimpin Bandung selama 35 tahun dari 1794-1829.

Makam itu tertutup rapat benteng dan gerbang. Meski begitu makam terbuka untuk siapapun yang mau ziarah. Pemakaman itu tampak bersih. Lahannya yang sempit ini tepat berada di samping Masjid Raya Jabar. Kubah besar dan menara Masjid Raya pun dapat dilihat dengan jelas dari tempat ini.

Ada satu buah bangunan berada di pusat makam. Bangunan inilah yang menjadi tempat makam Rd. Adipati Wiranatakusumah II bersama empat makam lainnya termasuk makam garwanya, Nyi Rd. Ayu Kendran, dan makam bupati Bandung XV yang juga keturunan Adipati, Rd. Tmg Male Wiranatakusumah. Di sebelah makam Male Wiranatakusumah ada makam penghulu Kabupaten Bandung Rd. Mochamad Soleh. Satu makam kecil lainnya tersembunyi di bagian belakang makam Rd. Mochamad Soleh. Keempat makam utama ini masing-masing dinaungi dengan payung.

Jika tidak ada yang datang berkunjung, makam yang atap bangunannya mirip pendopo ini selalu dikunci gembok. Tapi atas izin penjaga makam siapapun bisa ziarah di makam ini. Selembar karpet biru terhampar di dekat makam Adipati pertanda tempat ini makam ini memang banyak yang mendatangi. Bunga-bunga mawar pun masih terlihat segar bertabur di atas makam. Berpadu dengan segarnya bunga-bunga di dalam pot yang juga berada di atas makam.

Di sekeliling bangunan ini terdapat makam-makam lain yang menurut penjaga makam, Mansyur (80) adalah makam keluarga dan keturunan-keturunan Adipati. Mansyur yang sudah menjaga makam ini dari tahun 1982 ini mengatakan ada 178 makam di pemakaman ini. Namun kini lahan seluas 18x20 meter ini sudah tidak cukup lagi untuk menampung keturunan-keturunan Adipati lainnya yang meninggal dunia.

Berbeda dengan makam lain di luar bangunan induk yang hanya dimarmer, keempat makam termasuk makam Adipati tampak lebih eksklusif. Setiap makam terdiri dari dua undakan bermarmer, berikut kaki-kaki kayu yang melebar di setiap sudut makam. Kaki-kaki kayu bercat hijau tersebut penuh dengan ukiran. Sama halnya dengan dua pusara berwarna coklat tua yang juga penuh dengan ukiran.

Makam yang dibuka setiap hari dari pukul 08.00 WIB sampai 14.30 WIB tampak begitu terawat. Kesetiaan Mansyur, warga Karang Anyar ini selama 27 tahun menjaga makam ini benar-benar menjadikan makam tampak asri. Sebuah pohon kamboja berdiri memamerkan bunga putihnya yang segar.

"Setiap hari rumput-rumput liarnya saya cabut," tutur Mansyur.

Mansyur pun tak lupa meminta para pengunjung untuk mengisi buku tamunya. Tercatat, para pengunjungnya tak hanya keturunan dari keluarga Adipati tapi juga dari masyarakat umum. Sehari-harinya tidak terlalu banyak orang yang datang meskipun selalu saja ada yang datang. Hari raya Idul Fitri adalah saat paling ramai bagi makam ini dikunjungi.

Ngobrol asyik tempat-tempat wisata Bandung di Forumbandung, ayo gabung!(ema/ahy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar