Rabu, 25 November 2009

Bingkai Soekarno di Gedung Indonesia Menggugat

Jumat, 14/11/2008 13:59 WIB
Bingkai Soekarno di Gedung Indonesia Menggugat
Ema Nur Arifah - detikBandung




Bandung
- Tampak prasasti Indonesia Menggugat menyambut di bawah keteduhan pohon beringin. Prasasti ditandatangi Megawati yang kala itu masih menjabat sebagi presiden.

Berjalan ke depan gedung kaki menginjak grass block segar hasil dari restorasi. Konsep arsitektur barat sudah nampak terlihat dari bentuk pintu yang melengkung dengan kanopi dan hiasan dinding klasik. Atap gedung yang luas dan menjorok keluar adalah salah satu ciri arsitektur tropis. Di mana terdapat jeda antara bangunan dalam dan luar.

Terdapat satu bangunan induk dan selasar. Memasuki lobi bangunan induk tampak frame-frame yang membingkai perjalanan Soekarno. Masa muda Soekarno sampai pada titik digelarnya pengadilan pada Soekarno di Gedung Indonesia Menggugat ini.

"Saya yang membuatkan catatan-catatan tentang Soekarno ini," tutur Dibyo Hartono, dari Bandung Heritage yang dulu menjadi Ketua Tim Pemugaran Gedung Indonesia Menggugat.

Tampak di sayap kanan loby, sebuah ruangan seperti pengadilan. Dibyo menuturkan dalam tulisannya Soekarno menyebutkan dia diadili dalam ruangan yang bisa dihadiri oleh 20 orang.

"Setelah saya melakukan survey di pengadilan-pengadilan luar negeri. Ruang inilah yang tepat untuk tempat pegadilan," papar Dibyo.

Di dinding ruangan terpajang potret-potret Gatot Mangkoepradja, Soepriadinata, dan Maskoen Soemadipoetera yang sama-sama diadili di ruangan itu bersama Soekarno.

Di sayap kanan terdapat ruang tamu yang juga biasa digunakan sebagi ruang diskusi. Bagian tengah terdapat ruang serbaguna dengan panggung kecil bagian ujung ruangan. Di ruangan ini pula terdapat sepenggal catatan Bung Karno dalam Indonesia Menggugat.

Dibyo menuturkan, sebelum dipugar di ruangan ini ada kamar-kamar dengan tembok-tembok baru di luar bangunan asli yang dibuat Dinas Metrologi yang sebelumnya menepati gedung ini. Sehingga tembok-tembok ini salah satu yang dihancurkan untuk mengembalikannya ke bentuk asli.

"Salah satu ciri tembok-tembok tersebut bangunan baru karena lebih tipis dari bangunan lama yang temboknya masih tebal," ujarnya.

Di ujung gedung serba guna terdapat ruangan sayap kanan dan sayap kiri yang biasa digunakan untuk sebagai ruang pameran. Di balik pintu hampir semua ruangan tampak tulisan 'Dilarang Merokok Karena Soekarno Tidak Merokok di Ruangan ini'.

Setiap ruangan di tempat ini menurut Dibyo disesuaikan dengan tujuannya. Gedung ini ditujukan untuk penelitian, tempat para generasi muda, pameran, juga ruang pertemuan.

Namun Dibyo mengharapkan, lebih dari itu gedung ini tak hanya memuat catatan-catatan Soekarno tapi menjadi Museum Soekarno.(ema/afz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar