Rabu, 25 November 2009

Swarha, Gedung Tua yang Salahi Tata Ruang

Selasa, 16/09/2008 13:21 WIB
Swarha, Gedung Tua yang Salahi Tata Ruang
Ema Nur Arifah - detikBandung




Bandung
- Keberadaan gedung Swarha di Jalan Asia Afrika sebagai salah gedung tua yang di Bandung dinilai tidak cocok dengan konsep tata ruang. Tak hanya itu, gedung tua ini pun tak punya nilai sejarah.

Tidak hanya itu, Head of Natural & Build Environmet Bandung Heritage, Dibyo Hartono menyampaikan, dari sisi sejarah, bangunan tersebut dianggap tidak terlalu bersejarah, tidak terlalu memiliki arsitektur tinggi dan tidak terlalu bagus.

Memandang persoalan gedung tua seperti halnya gedung Swarha harus dilihat dari UU Pelestarian Cagar Budaya. Di mana untuk bangunan yang usianya lebih dari 50 tahun memang harus diperhatikan mengenai perawatan dan pemeliharaannya. Namun belum tentu gedung tersebut masuk sebagai bangunan cagar budaya.

"Untuk orang bule, bangunan yang berada di pojok jalan tidak cocok dengan tata ruang," ujar dosen ITB ini.

Bangunan Swarha yang semula difungsikan sebagai hotel tersebut, menurutnya tidak memiliki ruang terbuka seperti halnya kantor pos Bandung atau Hotel Homan yang juga terletak di Jalan Asia Afrika.

"Gedung Swarha terlalu mepet dengan jalan. Dengan bentuk bangunan seperti itu tidak cocok dengan tata ruang," jelasnya.

Lagipula, sambung Dibyo, dilihat dari sisi sejarah bangunan ini tidak terlalu memiliki nilai sejarah. Hanya sedikit terkait dengan penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika 1955. Saat itu, gedung ini dijadikan hotel untuk menginap para tamu undangan dan wartawan yang meliput KAA.

Sebaiknya, lanjut Dibyo, gedung tersebut dihancurkan saja dan dibangun sebagai perluasan Masjid Alun-alun Bandung. Meski disayangkannya bahwa hal itu tidak terjadi karena kini Mesjid Agung diperluas dengan mengambil area taman Alun-alun.

Gedung swarha yang terletak di Jalan Asia Afrika di depan Kantor Pos Besar Bandung saat ini memang dalam kondisi tidak terawat.

Hanya lantai bawah yang diisi oleh pedagang terutama pedagang sandang. Lantai lainnya dibiarkan kosong dengan kondisi cat yang mengelupas, beberapa kaca jendela pecah dan bolong. Hingga saat ini gedung tersebut masih berdiri tanpa sentuhan untuk membuat gedung ini lebih berarti.(ema/ern)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar