Bangunan Kolonial Yang Sulit Perawatan
Ema Nur Arifah - detikBandung
Bandung - Eloknya bangunan-bangunan peninggalan masa kolonial memang menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Bandung. Tapi merawat bangunan-bangunan yang masuk sebagai bangunan cagar budaya ini tidak mulus begitu saja. Beberapa perawatannya malah agak menyulitkan pengelola gedung saat ini.
Misalnya bangunan Kantor Pos Besar Bandung yang terletak di Jalan Asia Afrika No.49 dan Jalan Banceuy. sekitar tahun 1972-1974 kantor ini berfungsi sebagai Kantor Pos dan Telegraf (posten telegraf kantoor). Pada tahun 1985 bangunan ini hanya digunakan oleh PT Pos.
Bangunan karya arsitek ternama J. Ven Gendt ini menggunakan atap metal atau plat baja yang tidak bisa ditemukan lagi saat ini. Bangunan beratap metal merupakan salah satu ciri umum pada bangunan yang terletak di sudut jalan, khususnya Kota Bandung.
"Saat atap rusak kami kesulitan cari bahan yang sama karena bahannya berasal dari plat baja," jelas Asep Sudiana, Staff Sarana Kantor Pos Besar Bandung.
Menurut Asep, tahun 2007 pihak PT Pos menyusun perubahan untuk atap agar diganti sirap tapi tidak diperbolehkan karena termasuk bangunan bersejarah. Akhirnya kami mencari alternatif atap lain yang mendekati plat baja.
"Namun hanya dalam waktu 2 sampai 3 bulan saja masih terlihat baru berbeda dengan atap lama yang bertahan sampai puluhan tahun," jelas Asep.
Selain atap tidak perubahan pada sisi heritagenya. Kalaupun ada perubahan-perubahan yang dilakukan PT Pos untuk menyesuaikan dengan kebutuhan operasional pelayanan publik. Misalnya perubahan lantai menjadi marmer pada bagian pelayanan di gedung induk bagian depan Kantor Pos Besar Bandung.
Menurut Asep bangunannya sendiri 98 persen masih bangunan lama. Penambahan bangunan di bagian belakang tetap menggunakan peninggalan bangunan lama hanya disesuaikan dengan kebutuhan.
"Yang tidak diperbolehkan adalah merubah ornamen-ornamennya. Untuk jendela masih sama seperti dulu," ujar Asep.
Bangunan bergaya art deco geometrik yang langka dan unik dibangun selama empat tahun dari 1928 sampai 1931. Dibangun di atas tanah seluas 6000 meter persegi dengan luas bangunan 4.846 meter persegi dan terdiri dari dua lantai.
Nilai-nilai arsitekturnya sudah tampak dari luar bangunan. Pada kiri dan kanan puncak atap terdapat hiasan hiasan. Langit-langit yang menjulang setinggi 11 meter memperlihatkan kemegahan sebuah masa. Potret Bandung tempo dulu yang masih bisa dinikmati dengan leluasa.(ema/afz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar