Swarha, Gedung Bersejarah Yang Terlantar
Ema Nur Arifah - detikBandung
Bandung - Jika melintas ke Jalan Asia Afrika, sederetan gedung bersejarah akan menjadi pemandangan khas yang bisa ditemui. Tapi sesuatu yang ganjil akan tampak di saat melihat gedung tua di samping Mesjid Agung yang seperti dianaktirikan.
Menyedihkan. kosong, kusam, tak terawat, dengan cat yang mengelupas dan warna yang memudar. Beberapa kaca jendelanya bolong, retak bahkan pecah.
Tulisan Swarha yang tepat berada di puncak gedung pun salah satu hurufnya sudah tidak utuh. Padahal, seperti halnya gedung-gedung bersejarah di jalan ini, bangunan ini memiliki nilai historis.
Mewakili gaya arsitektur klasik, electicism dengan banyak dekorasi. Gedung Swarha dibangun antara tahun 1930-1935 oleh arsitek Belanda, Wolff Schoemaker. Bangunan ini semula berfungsi sebagai toko dan hotel.
Para jurnalis yang meliput Konferensi Asia Afrika tahun 1955 seperti Rosihan Anwar pernah menginap di hotel ini. Kini, hanya lantai bawah gedung yang dimanfaatkan untuk toko. Sedangkan empat lantai lainnya dibiarkan tak berfungsi.
Saat ditemui di salah satu toko yang berada di lantai bawah gedung Swarha, Toko Indra, pemiliknya yang dipanggil Ibu Indra mengaku gedung itu adalah miliknya. Namun dia enggan mengungkapkan lebih jauh mengenai kondisi gedung tersebut sekarang.
Seorang pedagang yang berada di areal lainnya, Suhanda (49) mengatakan dirinya tidak begitu mengetahui ihwal gedung Swarha ini, begitu pun kepemilikannya. Namun dia menyewa tempat ini dari seorang yang dipanggilnya Ibu San Chan.
"Saya kurang tahu pasti sebab baru di sini dua tahun," jelas Suhanda.
Sepengetahuannya, selama dia berjualan, gedung ini memang tidak dirawat."Tidak seperti gedung-gedung lainnya yang bersejarah terawat. Tapi gedung ini dibiarkan saja," ujarnya.
Seorang tukang parkir di Mesjid Agung, Uju (72) menyatakan gedung Swarha sebelumnya memang berfungsi sebagai hotel.
"Sampai tahun 1965 gedung Swarha ini adalah hotel," tutur Uju yang sudah menjadi tukang parkir dari tahun 1970.
Setelah tahun 1965, lanjut Uju, gedung Swarha kosong. Dirinya tidak tahu menahu dimanfaatkan untuk apa gedung Swarha saat itu.
"Gedung ini kan dalam sengketa," jelas Uju yang mengatakan gedung tersebut milik pemerintah kota. Namun diakuinya bahwa selama dia menjadi tukang parkir tidak ada pihak pemerintah atau pihak manapun yang merawat gedung tersebut. Entah sampai kapan.
(ema/ema)
http://sketchup.google.com/3dwarehouse/details?mid=310a8c96abae1960c75cfdfb8fb2ac86
BalasHapus