Kolam Besar atau Kecil?
TPG IMAGES
Sabtu, 14 Februari 2009 04:10 WIB
Bila perusahaan dianalogikan sebuah kolam dan Anda ikan yang hidup di dalamnya. Mana lebih enak, menjadi ikan kecil di kolam besar, atau ikan besar di kolam kecil?Dalam hidup, kita memang harus memilih. Begitu pula dalam meniti karier. Kita akan selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Salah satunya, memilih menjadi ikan besar di kolam kecil (baca:jabatan tinggi di perusahaan kecil) atau menjadi ikan kecil di kolam besar (baca:jabatan rendah di perusahaan besar). Atau malah menjadi ikan besar di kolam besar. Yang pasti setiap pilihan memiliki tuntutan dan konsekuensi masing masing. Sebelum menentukan pilihan, hal-hal berikut bisa menjadi pertimbangan.
1. Gengsi
Mungkin saat ini Anda bekerja di perusahaan besar yang sudah sangat mapan. Berita baiknya,di mata "pasar" gengsi dan nilai Anda ikut terangkat. Anda bisa memperkenalkan jabatan Anda dengan percaya diri. Begitu juga dalam melakukan negosiasi dengan pihak luar (pemasok, mitra, klien,dan lain-lain).
Otomatis, bargaining power Anda juga lebih tinggi dibandingkan bila Anda bekerja di sebuah perusahaan kecil. Dengan keadaan seperti ini, Anda boleh berharap, suatu hari nanti akan dibajak perusahaan lain. Atau paling tidak, Anda tidak akan terlalu sulit mencari pekerjaan di tempat lain setelah keluar dari perusahaan tersebut.
Sayang, gengsi tinggi belum tentu sejalan dengan gaji yang diterima. Bisa jadi setelah tengok kanan-kiri, ternyata gaji yang Anda terima di perusahaan besar setelah sekian tahun bekerja, lebih kecil daripada teman Anda yang bekerja di perusahaan kecil dengan jabatan serupa.
Bila ini menjadi masalah, Anda bisa menjajaki peluang menjadi ikan besar di kolam kecil. Cari saja saat yang tepat dan perusahaan yang tepat. Lalu, coba melamar untuk posisi yang lebih tinggi dengan meminta gaji lebih tinggi pula.
2. Prosedur perusahaan
Memang perusahaan besar yang mapan biasanya sudah menerapkan sistem dan prosedur standar yang baku dan teruji. Hal positifnya adalah hak, kewajiban dan tugas setiap karyawan jelas. Kita tinggal menjalani saja dan tidak dituntut untuk menciptakan sistem baru yang perlu trial dan error lagi. Demikian pula paket kompensasi (gaji, tunjangan dan jaminan lainnya) sudah terstruktur dengan baik dan dibuat mengikuti ketetapan pemerintah.
Namun ada negatifnya juga bekerja di perusahaan mapan. Seringkali kita sulit untuk memelopori suatu perubahan. Bila Anda adalah seorang yang sangat kreatif dan berani mengambil terobosan-terobosan baru, rasanya Anda tidak akan terlalu bisa diakomodir oleh perusahaan semacam ini, kecuali Anda berada di posisi puncak.
3. Spesialis atau serabutan
Di perusahaan besar dengan jumlah karyawan ratusan atau bahkan ribuan, setiap karyawan biasanya diarahkan untuk menjadi spesialis (sebagai lawan dari menjadi "si'serabutan" bila Anda bekerja di perusahaan kecil).
Itu sebabnya, di perusahaan besar, Anda bisa menjadi sangat terampil di satu bidang tertentu setelah bekerja beberapa tahun. Sementara di perusahaan kecil, kadang kita dituntut untuk menangani beberapa jenis pekerjaan sehingga Anda bisa terampil dalam beberapa bidang sekaligus (itu pun jika Anda mau belajar banyak hal).
4. Kompetisi
Di perusahaan kecil, persaingan untuk mendapatkan promosi atau naik jabatan, memang relatif lebih mudah. Si good performer akan mudah terlihat, sehingga jalan untuk dipromosikan lebih lapang. Sementara di perusahaan besar lebih berat karena jumlah pesaing lebih banyak. lni membuat kita kadang sulit "terlihat".
Persaingan ketat pun biasanya akan dibarengi dengan permainan politik di kantor. Nah, jika ada pihak pihak tertentu yang tidak menginginkan Anda mendapat promosi, ini bisa menjegal langkah Anda. Memang untuk menjadi ikan besar di kolam besar, kompetensi saja tidak cukup. Dibutuhkan juga kematangan berpolitik.
5. Mutasi
Enaknya bekerja di perusahaan besar adalah terbukanya peluang mutasi ke bagian lain, baik yang diinginkan atau tidak. Bila performa Anda tidak baik di suatu departemen, entah karena salah penempatan atau hal lain, Anda bisa dipindahkan ke departemen lain yang lebih sesuai dengan kompetensi Anda.
Lalu, bila karier mentok di departemen tertentu karena atasan bergeming dari posisinya, padahal prestasi Anda diakui, peluang untuk dimutasi sekaligus promosi kejenjang lebih tinggi di departemen lain, masih terbuka. Dua hal ini jarang terjadi di perusahaan kecil, karena organisasinya memang sederhana. Anda pun tidak punya banyak pilihan.
Bagaimana jika kita sudah menjadi ikan besar di kolam kecil? Yang pasti, ada satu tantangan yang bisa sangat menggairahkan, yaitu mengubah kolam yang kecil menjadi kolam besar!
Pilihan mana yang lebih baik, kolam besar atau kolam kecil? Cuma Anda yang bisa memutuskan.
---------
Artikel dikutip dari http://www.karir.com/php/jobseeker/html/p1520.phtml?article=4
Erma Dwi Kusumastuti
TPG IMAGES
Sabtu, 14 Februari 2009 04:10 WIB
Bila perusahaan dianalogikan sebuah kolam dan Anda ikan yang hidup di dalamnya. Mana lebih enak, menjadi ikan kecil di kolam besar, atau ikan besar di kolam kecil?Dalam hidup, kita memang harus memilih. Begitu pula dalam meniti karier. Kita akan selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Salah satunya, memilih menjadi ikan besar di kolam kecil (baca:jabatan tinggi di perusahaan kecil) atau menjadi ikan kecil di kolam besar (baca:jabatan rendah di perusahaan besar). Atau malah menjadi ikan besar di kolam besar. Yang pasti setiap pilihan memiliki tuntutan dan konsekuensi masing masing. Sebelum menentukan pilihan, hal-hal berikut bisa menjadi pertimbangan.
1. Gengsi
Mungkin saat ini Anda bekerja di perusahaan besar yang sudah sangat mapan. Berita baiknya,di mata "pasar" gengsi dan nilai Anda ikut terangkat. Anda bisa memperkenalkan jabatan Anda dengan percaya diri. Begitu juga dalam melakukan negosiasi dengan pihak luar (pemasok, mitra, klien,dan lain-lain).
Otomatis, bargaining power Anda juga lebih tinggi dibandingkan bila Anda bekerja di sebuah perusahaan kecil. Dengan keadaan seperti ini, Anda boleh berharap, suatu hari nanti akan dibajak perusahaan lain. Atau paling tidak, Anda tidak akan terlalu sulit mencari pekerjaan di tempat lain setelah keluar dari perusahaan tersebut.
Sayang, gengsi tinggi belum tentu sejalan dengan gaji yang diterima. Bisa jadi setelah tengok kanan-kiri, ternyata gaji yang Anda terima di perusahaan besar setelah sekian tahun bekerja, lebih kecil daripada teman Anda yang bekerja di perusahaan kecil dengan jabatan serupa.
Bila ini menjadi masalah, Anda bisa menjajaki peluang menjadi ikan besar di kolam kecil. Cari saja saat yang tepat dan perusahaan yang tepat. Lalu, coba melamar untuk posisi yang lebih tinggi dengan meminta gaji lebih tinggi pula.
2. Prosedur perusahaan
Memang perusahaan besar yang mapan biasanya sudah menerapkan sistem dan prosedur standar yang baku dan teruji. Hal positifnya adalah hak, kewajiban dan tugas setiap karyawan jelas. Kita tinggal menjalani saja dan tidak dituntut untuk menciptakan sistem baru yang perlu trial dan error lagi. Demikian pula paket kompensasi (gaji, tunjangan dan jaminan lainnya) sudah terstruktur dengan baik dan dibuat mengikuti ketetapan pemerintah.
Namun ada negatifnya juga bekerja di perusahaan mapan. Seringkali kita sulit untuk memelopori suatu perubahan. Bila Anda adalah seorang yang sangat kreatif dan berani mengambil terobosan-terobosan baru, rasanya Anda tidak akan terlalu bisa diakomodir oleh perusahaan semacam ini, kecuali Anda berada di posisi puncak.
3. Spesialis atau serabutan
Di perusahaan besar dengan jumlah karyawan ratusan atau bahkan ribuan, setiap karyawan biasanya diarahkan untuk menjadi spesialis (sebagai lawan dari menjadi "si'serabutan" bila Anda bekerja di perusahaan kecil).
Itu sebabnya, di perusahaan besar, Anda bisa menjadi sangat terampil di satu bidang tertentu setelah bekerja beberapa tahun. Sementara di perusahaan kecil, kadang kita dituntut untuk menangani beberapa jenis pekerjaan sehingga Anda bisa terampil dalam beberapa bidang sekaligus (itu pun jika Anda mau belajar banyak hal).
4. Kompetisi
Di perusahaan kecil, persaingan untuk mendapatkan promosi atau naik jabatan, memang relatif lebih mudah. Si good performer akan mudah terlihat, sehingga jalan untuk dipromosikan lebih lapang. Sementara di perusahaan besar lebih berat karena jumlah pesaing lebih banyak. lni membuat kita kadang sulit "terlihat".
Persaingan ketat pun biasanya akan dibarengi dengan permainan politik di kantor. Nah, jika ada pihak pihak tertentu yang tidak menginginkan Anda mendapat promosi, ini bisa menjegal langkah Anda. Memang untuk menjadi ikan besar di kolam besar, kompetensi saja tidak cukup. Dibutuhkan juga kematangan berpolitik.
5. Mutasi
Enaknya bekerja di perusahaan besar adalah terbukanya peluang mutasi ke bagian lain, baik yang diinginkan atau tidak. Bila performa Anda tidak baik di suatu departemen, entah karena salah penempatan atau hal lain, Anda bisa dipindahkan ke departemen lain yang lebih sesuai dengan kompetensi Anda.
Lalu, bila karier mentok di departemen tertentu karena atasan bergeming dari posisinya, padahal prestasi Anda diakui, peluang untuk dimutasi sekaligus promosi kejenjang lebih tinggi di departemen lain, masih terbuka. Dua hal ini jarang terjadi di perusahaan kecil, karena organisasinya memang sederhana. Anda pun tidak punya banyak pilihan.
Bagaimana jika kita sudah menjadi ikan besar di kolam kecil? Yang pasti, ada satu tantangan yang bisa sangat menggairahkan, yaitu mengubah kolam yang kecil menjadi kolam besar!
Pilihan mana yang lebih baik, kolam besar atau kolam kecil? Cuma Anda yang bisa memutuskan.
---------
Artikel dikutip dari http://www.karir.com/php/jobseeker/html/p1520.phtml?article=4
Erma Dwi Kusumastuti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar