Karakteristik Bos Idaman
Shutterstock
Menjaga hubungan baik dengan pegawai membuat tugas Anda sebagai pemimpin jadi lebih mudah.
Kamis, 2 Juli 2009 09:19 WIB
KOMPAS.com - Tak sulit untuk mengorek cerita dan keluh-kesah teman mengenai bos yang menyebalkan. Namun, akan sulit untuk menemukan karyawan yang memuji atasannya atas profesionalitasnya (bukan karena ada rasa suka). Pernahkah Anda bertanya, apakah kriteria seorang bos idaman?
Ada yang bilang bos yang tidak pilih kasih, ada yang bilang bos yang sering mentraktir anak buahnya, atau bos yang tidak galak. Tentu ada banyak jawaban. Tergantung cara pandang dan pola pikir masing-masing orang, tentunya. Tetapi ada beberapa sikap dan sifat yang dimiliki seorang bos yang kerap ditemukan dalam bos idaman para karyawan. Sikap dan sifat kepemimpinan biasanya dibutuhkan dan ditemukan dalam bisnis kecil. Karena para pemimpin di bisnis kecil menangani anak buahnya secara langsung.
Beberapa kemampuan, strategi, dan sifat yang umumnya menjadi bagian dari seorang bos idaman, antara lain ialah;
Shutterstock
Menjaga hubungan baik dengan pegawai membuat tugas Anda sebagai pemimpin jadi lebih mudah.
Kamis, 2 Juli 2009 09:19 WIB
KOMPAS.com - Tak sulit untuk mengorek cerita dan keluh-kesah teman mengenai bos yang menyebalkan. Namun, akan sulit untuk menemukan karyawan yang memuji atasannya atas profesionalitasnya (bukan karena ada rasa suka). Pernahkah Anda bertanya, apakah kriteria seorang bos idaman?
Ada yang bilang bos yang tidak pilih kasih, ada yang bilang bos yang sering mentraktir anak buahnya, atau bos yang tidak galak. Tentu ada banyak jawaban. Tergantung cara pandang dan pola pikir masing-masing orang, tentunya. Tetapi ada beberapa sikap dan sifat yang dimiliki seorang bos yang kerap ditemukan dalam bos idaman para karyawan. Sikap dan sifat kepemimpinan biasanya dibutuhkan dan ditemukan dalam bisnis kecil. Karena para pemimpin di bisnis kecil menangani anak buahnya secara langsung.
Beberapa kemampuan, strategi, dan sifat yang umumnya menjadi bagian dari seorang bos idaman, antara lain ialah;
1. Mengajak/mengemongDengan perusahaan atau tim yang kecil atasan lebih mudah membuat setiap pegawai merasa dianggap jadi bagian penting. Seorang atasan harus bisa menangani pegawainya secara adil, bukan hanya dalam permasalahan jumlah gaji dan bentuk kompensasi saja. Bagaimana si atasan bertanggungjawab dan membuat si pekerjanya ikut terlibat dalam proses kerja harian di bisnis. Ajak setiap karyawan untuk menyumbangkan timbal balik, inovasi, dan kreativitas agar mereka merasa terkait dan menyumbangkan sesuatu pada kantor.
Penting untuk menciptakan suasana yang penuh integritas, kepercayaan, dan saling menghormati untuk meyakinkan semuanya diperlakukan adil, terputus dari perbedaan yang mereka miliki. Penting bisa menjadi seorang yang inklusif. Karena ini berarti setiap orang berada pada jalur sama ketika menyangkut gol jangka panjang bisnis tersebut.
2. Misi, tak hanya uangMengajak para pekerjanya bekerja tak hanya untuk mengejar uang saja. Masih ada hal lain di dunia ini selain uang. Memang, perusahaan bisa berjalan dengan cepat dan baik jika ada uang. Namun, para pekerja pun butuh suatu tujuan dan misi tertentu untuk bekerja dan meyakinkan diri bahwa pekerjaan mereka memberi arti khusus bagi orang lain. Misalnya, perusahaan penyuplai produk kesehatan juga mengeluarkan tips-tips kesehatan untuk masyarakat. Tak hanya misi seperti ini membantu membuat perusahaan terlihat baik di mata khalayak, tetapi juga membuat para pekerja merasa penting.
3. PendorongBos yang efektif mendorong para pegawainya untuk tidak malu dan berani menghadapi segalanya. Terlebih jika si pegawai melakukan kesalahan. Atasan yang baik harus bisa membuat pegawainya mengetahui letak kesalahan mereka, sekaligus membuat mereka belajar. Untuk bisa melakukan hal ini, dibutuhkan mental seorang pendorong yang memacu bawahannya untuk belajar, ketimbang merasa takut untuk melakukan kesalahan. Bos idaman harus bisa mengajak bawahannya mencapai gol yang lebih besar demi perusahaan. Jangan sampai menjadi bos yang hanya bisa memarahi atau mencaci-maki bawahan hanya karena sebuah pekerjaan kecil yang belum beres. Siapa yang senang bekerja dengan orang pemarah?
4. Tak hanya memimpin, tetapi juga melatihSebagai pimpinan sebuah bisnis, Anda harus bisa mengajar, mendorong, dan mengkoreksi pegawai. Pimpinan tak ubahnya seorang pelatih. Pelatih melihat segala sesuatu dalam olahraga dengan cara yang berbeda dari pemainnya. Penting untuk menggunakan perspektif berbeda tersebut untuk mengedukasi dan mendorong, tetapi juga mampu memimpin tim. Sisi sportivitas juga diperlukan. Misal, ketika Anda harus memberi tahu atau mengoreksi bawahan di mana letak kesalahan mereka, Anda pun juga harus mau mengakui jika Anda telah melakukan kesalahan.
5. Pikirkan nasib mereka jugaDi perusahaan, setiap pegawainya memiliki tujuan masing-masing. Jangan lupa, bahwa orang yang bekerja dengan Anda mengharapkan Anda untuk membantu mereka menunjukkan jalan dan selangkah lebih maju dengan karier mereka. Membuat si pegawai belajar untuk lebih maju dan menciptakan karier yang berarti bagi mereka sendiri pun penting. Jika seorang pegawai memiliki mimpi untuk menjadi manager atau membangun bisnisnya sendiri di masa depan, rawatlah cita-cita itu. Beritahu kepada mereka sikap dan sifat apa yang harus mereka kembangkan untuk mencapai tujuan hidup mereka tersebut.
6. Tak berhenti belajarSalah satu aspek penting dari seorang bos adalah mau mempelajari sikap-sikap dasar kepemimpinan. Ada sebagian orang yang terlahir sebagai orang yang berjiwa kepemimpinan, ada pula yang mempelajarinya secara khusus. Tipe-tipe orang beraneka ragam, situasi terus berubah, bisnis berkembang, maka dibutuhkan seorang pemimpin yang mau terus belajar bagaimana menyikapi situasi tersebut secara internal maupun eksternal.
Tentunya dengan menjadi pemimpin yang disukai dan dicintai bawahannya, Anda bisa membimbing mereka menuju gol lebih cepat dan lebih mudah. Ditambah lagi, mereka pun akan dengan sukarela mengerjakan tugas-tugas mereka dengan sungguh-sungguh. Namun, usahakan jangan membawa urusan profesionalitas dengan urusan pribadi (pertemanan). Anda juga harus pandai-pandai menjaga kualitas hubungan.NAD Sumber : msn
Tentunya dengan menjadi pemimpin yang disukai dan dicintai bawahannya, Anda bisa membimbing mereka menuju gol lebih cepat dan lebih mudah. Ditambah lagi, mereka pun akan dengan sukarela mengerjakan tugas-tugas mereka dengan sungguh-sungguh. Namun, usahakan jangan membawa urusan profesionalitas dengan urusan pribadi (pertemanan). Anda juga harus pandai-pandai menjaga kualitas hubungan.NAD Sumber : msn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar