Jumat, 26 November 2010

Eksotisnya Gunung Bromo Ketika Tidak 'Batuk'

Sabtu, 27/11/2010 03:14 WIB
Eksotisnya Gunung Bromo Ketika Tidak 'Batuk'
Budi Sugiharto - detikSurabaya

Letusan Bromo Jumat sore (26/11). ist









Probolinggo - Beberapa hari ini Gunung Bromo di Probolinggo menjadi pusat perhatian publik. Suasana di gunung yang menyimpan sejuta pesona itu kini sunyi senyap. Tak ada aktivitas para
wisatawan. Denyut ekonomi di sekitar Bromo pun seolah terhenti tatkala status gunung yang menjadi primadona turis itu dinyatakan awas.

Pantas saja pelaku dunia kepariwisataan maupun wisatawan merasakah 'kehilangan' setelah pemerintah menyatakan penutupan sementara Gunung Bromo demi menghindari jatuh korban jiwa seperti pada letusan yang terjadi tahun 2004. Saat itu dua wisatawan tewas dan lima orang luka-luka.

Pesona yang terdapat di komplek Taman Nasional Bromo Tengger Semeru tersebut cukup banyak yang bisa dinikmati. Semenjak statusnya ditetapkan Awas pada Selasa (23/11/2010) lalu, apa yang dikhawatirkan pun terbukti. Letusan awal yang sifatnya kecil pun terjadi pada Jumat sore (26/11/2010). Material vulkanik ikut menyembur hingga ketinggian 1000 meter.

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memang cukup memikat hati siapa saja yang pernah pelesir ke tempat tersebut. Menurut data dari penyempurnaan potensi sesuai surat Menhut No: 278/Kpts-VI/1997, Gunung Bromo merupakan salah satu gunung dari lima gunung yang dikelilingi lautan pasir atau kaldera. Kaldera sendiri masuk wilayah Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, dan Kabupaten Malang.

Diantara gunung yang 'menemani' Bromo diantaranya Gunung Batok. Karena lokasinya berdampingan, kedua gunung seolah menjadi pemandangan yang menyatu. Daya tarik utama adalah Gunung Batok ini merupakan habitat edelwis atau dikenal bunga abadi. Kemudian Gunung Pananjakan yang merupakan tempat yang tertinggi bila dibandingkan dengan tempat-tempat lainnya di Komplek Pegunungan Tengger.

Oleh karenanya di kawasan ini kita dapat menyaksikan keindahan alam di bagian bawah seperti panorama laut pasir dengan komplek Gunung Bromo yang dilatarbelakangi Gunung Semeru dengan kepulan asapnya yang tebal. Dari puncak Pananjakan ini dapat dinikmati pula indahnya matahari terbit. Gunung Pananjakan secara administrasi pemerintahan termasuk dalam wilayah Kab Pasuruan.

Yang tak kalah menariknya adalah Gunung Widodaren. Lokasinya sebelah Gunung Batok dan merupakan potensi obyek wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri. Salah satu daya tarik obyek ini adalah bahwa lokasi ini merupakan tempat keramat berupa gua dan sumber air suci.

Pada bagian dalam gua terdapat tempat yang agak luas dan di dalamnya terdapat batubesar (sebagai altar) untuk menempatkan sesajian yang sekaligus sebagai tempat bersemedi khususnya masyarakat Tengger untuk memohon kepada Sang Hyang Widi. Masih di sekitar gua, tepatnya di bagian samping gua tedapat sumber air yang tak pernah kering.

Menurut kepercayaan masyarakat Tengger air dari sumber tersebut merupakan air suci yang mutlak diperlukan bagi peribadatan mereka, misalnya sebagai contoh dalam Upacara Kasada pasti didahului dengan Upacara pengambilan air suci dari Gua Widodaren (Medhak Tirta). Disamping itu pada masyarakat setempat mempercayai bahwa khasiat air dari gua ini dapat membuat awet muda seseorang mempermudah jodoh.

Kembali ke Gunung Bromo. Daya tarik gunung ini kekhasan gejala alam yang tidak ditemukan di tempat lain, yaitu adanya kawah di tengah kawah (creater in the creater). Selain itu di lautan pasir atau kaldera seperti dijelaskan dalam situs departemen kehutanan, ditemukan tujuh buah pusat letusan dalam dua jalur yang silang-menyilang yaitu dari timur-barat dan timur laut-barat daya. Dari timur laut-barat daya inilah muncul Gunung Bromo yang termasuk gunung api aktif yang sewaktu-waktu dapat mengeluarkan asap letusan.

Bromo memiliki sebuah kawah dengan garis tengah kuranglebih 800 meter (utara-selatan) dan 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.

Kaldera yang mengeliling Bromo pun kini sunyi senyap. Tak lagi bisa disaksikan hilir mudik deru suara mesin Jip Hardtop maupun ringikan suara kuda sewaan yang ditumpangi wisatawan menuju kawah maupun Pegunungan Penanjakan untuk menyaksikan matahari terbit di pagi hari.

"Kaldera kami nyatakan sudah ditutup untuk umum sejak Status Awas ditetapkan. Siapapun tidak boleh beraktivitas di sana," kata Kapolres Probolinggo AKBP Zulfikar yang sekaligus menjadi Wakil Ketua II Tim Tanggap Darurat Bencana Bromo, Jumat malam (26/11/2010).

Penutupan kaldera ini hingga ada rekomendasi yang menyatakan aktivitas vulkano Gunung Bromo telah mereda. "Selama masih bahaya, jarak aman wisatawan menyaksikan Bromo radius 3 Km," tandas Zulfikar.

Perlu diketahui gunung api aktif yang berada pada ketinggian 2.100 meter dari permukaan laut itu memiliki tipe ekosistem sub montana, montana dan sub alphin dengan pohon-pohon yang besar dan berusia ratusan tahun. Beberapa jenis tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru seperti diterangkan dalam situs departemen kehutanan antara lain jamuju (Dacrycarpus imbricatus), cemara gunung (Casuarina sp.), eidelweis (Anaphalis javanica), berbagai jenis anggrek dan jenis rumput langka (Styphelia pungieus).

Selain keanekaragaman flora, fauna di Bromo juga tak kalah menariknya. Di taman nasional itu terdapat sekitar 137 jenis burung, 22 jenis mamalia dan 4 jenis reptilia. Satwa langka dan dilindungi antara lain luwak (Pardofelis marmorata), rusa (Cervus timorensis ), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak ),ayam hutan merah (Gallus gallus), macan tutul (Panthera pardus ), ajag (Cuon alpinus ).

Dan berbagai jenis burung seperti alap-alap burung (Accipiter virgatus ), rangkong (Buceros rhinoceros silvestris), elang ular bido (Spilornis cheela bido), srigunting hitam
(Dicrurus macrocercus), elang bondol (Haliastur indus).

(gik/gik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar