VIVAnews - Apakah Anda termasuk orang yang sering terlambat, misalnya untuk makan malam bersama keluarga, wawancara kerja, atau bahkan datang ke kantor?
Tahukah Anda bahwa keterlambatan semacam ini pun mengandung makna yang mungkin melebihi apa yang Anda pikirkan!
Berbagai makna menarik di balik kebiasaan keterlambatan dicatat secara baik oleh Margaret Paul, PhD, seorang konselor sekaligus penulis delapan buku terlaris, di antaranya 'Give Up Me To Be Loved By You', dikutip dari She Knows.
1. Konsep mengenai waktu
Anak benar-benar belum bisa memperkirakan berapa lama sesuatu aktivitas harus dilakukan atau berapa lama untuk mencapai tempat tertentu. Fungsi semacam ini baru mereka miliki setelah menginjak usia dewasa.
Orang yang selalu terlambat tampaknya menerapkan fungsi cara berpikir anak kecil, bukannya sebagai orang dewasa. Sikap kekanak-kanakan inilah yang memicu reaksi ketika merasa dikendalikan.
Selama perang antara sisi kekanak-kanakan dan sisi kedewasaan tidak disadari, orang tersebut akan terus terlambat dan tidak peduli betapa orang lain marah kepadanya.
Tapi, begitu menyadari sistem di dalam dirinya, mereka baru bisa memilih kapan sisi kekanakan ini harus ditampilkan dan kapan sisi tanggung jawab kedewasaannya harus ditonjolkan.
2. Ekspresi kemarahan akibat kontrol
Seseorang yang terlambat pergi ke dokter, bukan berarti dia marah dengan dokter. Tapi, bisa jadi hal itu sebagai bentuk protes terhadap orang tuanya yang terlalu mengontrolnya.
Atau misalnya dia selalu terlambat datang ke kantor. Hal ini bisa jadi merupakan ekspresi ketidakpuasannya kepada atasan atau teman kerja.
3. Tidak peduli orang lain
Mereka merasa memiliki hak untuk mengatur waktu bagi dirinya dan merasa lebih penting daripada waktu untuk orang lain. Mereka tampaknya mendapatkan semacam kesenangan bila membuat orang menunggu. Dengan kata lain, dia tidak ingin dikendalikan orang lain.
4. Cara agar tegang dan gelisah
Mengapa seseorang ingin menjadi tegang dan gelisah? Karena kecemasan ini mungkin akan menyembunyikan kecemasan yang lebih parah. Sebagian orang yang memilih untuk berlaku seenaknya dan enggan bersikap tepat waktu daripada harus menghadapi perasaan mereka yang lebih menyakitkan.
Setidaknya, dengan terlambat, mereka mampu mengendalikan kecemasan mereka sendiri daripada merasa tak berdaya menghadapi perasaan kesepian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar