JAKARTA, KOMPAS.com - Berawal dari minat yang sama pada benda-benda tempo dulu, Komunitas Djadoel Jakarta (KDJ) yang belum genap berusia satu tahun ini terbentuk. Latar belakang profesi yang berbeda bukan alasan yang membuat komunitas yang terdiri atas 21 anggota ini tidak kompak.
Setiap anggota mempunyai minat terhadap koleksi benda-benda yang berbeda. Ada anggota yang khusus mengoleksi jam kuno, ada yang mengoleksi komik lama, bahkan ada juga yang mengoleksi film dan kaset lawas.
"Kami koleksi benda yang ada di sekeliling kitaaja. Kadang kami juga ikut pameran, antaranggota juga saling barteran koleksi," kata Daniel Supriyono (40), Ketua KDJ, Sabtu (6/2/2010), di Jakarta.
Komunitas yang terbentuk pada 11 April 2009 ini tentunya sudah ahli dalam merawat benda kuno. "Secara umum dibersihin aja, kalau buku sering dibuka-buka aja," kata Ferry Van Afoey (43), anggota KDJ yang gemar mengoleksi jam tua, ditemui di tempat yang sama.
Menurut Fery Diananto, anggota lain yang mengoleksi mainan anak-anak jadul, untuk koleksi yang terbuat dari kaleng harus rajin-rajin dibersihkan, dijauhkan dari air, dan tidak disimpan di tempat lembab.
"Jangan simpan di tempat yang lembab," kata Fery.
Mainan koleksi Fery saat ini sudah tidak diproduksi sejak tahun 1980-an. "Sudah tidak diproduksi, karena membahayakan anak kecil, kemudian ditarik. Sebenarnya sampai sekarang mulai diproduksi lagi, tapi jadi barang koleksi. Harganya juga harga kolektor," lanjut Fery.
Anthon Novianto (40), kolektor komik-komik lama, juga punya cara sendiri untuk menjaga benda-benda koleksinya. "Diplastikin aja, taruh di lemari karena kalau sering dibaca-baca lama-lama rusak," kata Anthon.
Selain mengoleksi komik, Anthon yang pernah melanjutkan kuliah di Jepang ini juga gemar mengoleksi boneka Jepang dan berbagai proyektor tua.
"Ngumpulin boneka Jepang, terus proyektor-proyektor itu juga koleksi saya. Saya juga koleksi kaset, khusus kaset-kaset lawak," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar