Jebakan Kematian Menghantui Perokok Pasif
Vera Farah Bararah - detikHealth
Ilustrasi (Foto: bioethics.net)
Perempuan Inggris bernama Jane Dorey (40 tahun) adalah salah satu perokok pasif yang divonis terkena kanker paru-paru. Meskipun Jane tidak pernah merokok, tapi lingkungan hidupnya dulu membuatnya banyak terpapar asap rokok.
Nasi sudah jadi bubur, Jane mengaku shock menghadapi maut yang siap menjemputnya karena kanker paru-parunya yang tak bisa disembuhkan. "Selama ini saya tidak pernah merokok dan saya mengakui bahwa saya takut untuk mati," ujar Jane, seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (11/12/2009).
Diakui Jane, saat berusia 20-30-an tahun, dirinya seringkali pergi ke pub yang penuh para perokok. Dia juga sempat berpacaran dengan laki-laki perokok aktif selama 6 tahun. Gara-gara meminta pasangannya untuk berhenti merokok, sang pacar menolaknya dan memilih meninggalkannya.
Jane baru mulai merasakan gejala yang tak beres di tubuhnya saat dia sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Andrew lelaki yang dicintainya. Jane mengalami batuk yang terus menerus padahal dirinya terlihat sehat dan sering beraktivitas.
"Saya akhirnya memeriksakan diri dengan melakukan X-ray dan dokter menyatakan saya terkena kanker paru-paru," kata Jane.
Perokok pasif biasanya menghirup asap yang berasal dari pembakaran rokok dan juga asap yang dikeluarkan oleh seorang perokok aktif. Menjadi perokok pasif sebenarnya tanpa disadari telah membuat seseoran menjadi perokok. Biasanya perokok pasif ini berada di rumah, mobil, tempat kerja dan tempat-tempat umum lainnya seperti bar.
Untuk melihat seberapa besar perokok pasif terpapar asap rokok dapat diuji dengan mengukur kadar nikotin, cotinine dan karbon monoksida dalam darah, air liur atau urinnya. Cotinine ini adalah suatu hasil produk metabolisme nikotin dalam tubuh.
Didapatkan lebih dari 4.000 zat kimia yang terdapat dalam asap rokok. Sedikitnya 250 zat berbahaya dan 50 diantaranya menyebabkan kanker terkandung dalam sebatang rokok.
Zat kimia tersebut seperti arsenik (logam berat beracun), benzene (bahan kimia dalam bensin), beryllium (logam beracun), kadmium (logam yang digunakan untuk baterai), etilen oksida (bahan kimia untuk mensterilkan alat medis), vinil klorida (zat toksik untuk membuat plastik) dan zat lainnya.
Dilansir dari National Cancer Institute, Jumat (11/12/2009), badan internasional untuk penelitian kanker (IARC) telah mengklasifikasikan asap rokok pada manusia sebagai karsinogen (zat penyebab kanker). Karenanya orang yang tidak merokok tapi sering menghirup asap rokok juga memiliki kemungkinan terkena kanker paru.
Diperkirakan orang yang menjadi perokok pasif berpeluang terkena kanker paru-paru 20 sampai 30 persen. Tapi jika perokok pasif tersebut tinggal bersama dengan seorang perokok aktif maka peluangnya menjadi lebih besar. Karena ada kemungkinan orang tersebut terpapar asap rokok setiap harinya, sehingga akumulasi dari zat-zat kimia tersebut semakin besar.
Beberapa penelitian lain menunjukkan asap rokok tak hanya menimbulkan kanker paru-paru saja, tapi juga kanker payudara, kanker rongga sinus hidung, leukimia, limfoma dan tumor otak pada anak-anak. Tapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk hubungannya dengan kanker-kanker ini.
Paparan dari asap rokok ini bisa mengiritasi saluran udara dan memiliki efek bahaya langsung terhadap jantung dan pembuluh darah. Di Amerika Serikat sendiri perokok pasif telah menyebabkan penyakit jantung sebesar 46.000 setiap tahunnya.
Jika Anda seorang perokok pasif dan tidak ingin terkena kanker paru-paru, sebaiknya hindari tempat-tempat yang memiliki asap rokok serta cobalah untuk tidak terlalu dekat dengan perokok. Selain itu, perbanyak makanan yang mengandung antioksidan dan terapkan pola hidup sehat.
(ver/ir)
harusnya pemerintah bertindak dlm hal ini
BalasHapus