KOMPAS.com - Memotret bisa menjadi kegemaran siapa saja, apa pun model kameranya. Benda atau apa pun yang ada di sekeliling juru foto bisa menjadi ide dan konsep foto yang mendatangkan kesenangan bahkan hoki. Termasuk produk fashion yang mewakili karakter sporty, stylish, danedgy, seperti sportswear keluaran Nike.
Afrida (23) yang mengaku masih pemula dalam menggunakan kamera, menyenangi hobi yang lebih banyak digemari lelaki ini. Dengan kamera saku digital, kegelisahan dalam meraih mimpi menjadi konsep foto yang dibuatnya seminggu.
Konsep foto dengan seorang model menggunakan sepatusneakers sedang berlari meraih mimpi, meski dirasa terlambat membuat pilihan hidup, membawa Afrida menjadi salah satu finalis kompetisi foto online bertema "The Game of Life".
Nike Indonesia menginisiasi kompetisi ini sebagai kesempatan berekspresi bagi penggemar produknya, yakni anak muda kreatif dan berkarakter. Nike bekerjasama dengan situs online dailywhatnot.com kemudian membuka kesempatan bagi penggemar fotografi untuk mengirim karya fotonya. Apresiasi membludak, sementara penyelenggara hanya punya waktu 22 hari untuk menyeleksi 138 foto yang masuk dalam situs ini.
Didapatlah lima finalis yang dikejutkan dengan sebuah undangan. Lima penggemar fotografi yang juga pencinta produk Nike ini diundang ke Nike Store Plaza Indonesia pada Jumat (19/2/2010). Saat itu, Nike Indonesia juga mengundang media untuk mengenalkan koleksi terbaru Nike Sportswear (NSW).
Tak disangka, Afrida menjadi satu di antara empat peserta (tiga yang lain adalah pria) yang harus berkompetisi kembali. Kali ini Afrida harus menggunakan kamera digital SLR yang membutuhkan teknik memotret lebih tinggi. Grogi, menjadi komentar pertama Afrida ketika ditanya MC setelah sibuk hunting foto di lantai dua Plaza Indonesia.
Sejumlah model didatangkan untuk mengenakan apparel dari Nike. Fotografer dan model pun mulai beraksi, mencari konsep foto yang unik, spot menarik, dan menunjukkan karakter fashion khas Nike.
Hanya dalam waktu 30 menit, masing-masing fotografer dipancing kreativitasnya. Kemudian hasil foto dinilai oleh tim juri, salah satunya fotografer profesional Anton Ismael.
Final dari kompetisi foto ini memang sengaja dikemas sebagai game kreatif khas anak muda yang senang berekspresi.
Dyah Oetari, Marketing Manager Nike Indonesia, mengatakan kegiatan fotografi merupakan bentuk acara konsumen produk dengan menangkap kegemaran terkini dari anak muda. Menurutnya, event fotografi perdana ini memiliki semangat yang sejalan dengan produk Nike.
Terlibatnya Anton Ismael sebagai juri pun diyakini mampu mewakili imej brand.
"Selain salah satu fotografer teratas, Anton mewakili konsep edgy, tidak mainstream, dan berkarakter," papar Dyah di sela pengumuman pemenang kompetisi.
Anton juga menilai game fotografi semacam ini memiliki nilai positif dan sudah semestinya lebih sering diadakan. Bagi Anton, kesempatan ekspresi diri dengan sensitif melihat hal sederhana di sekelilingnya membuat proses pemotretan menjadi lebih bernilai, dan tak sekadar merujuk pada hasil foto.
Meski waktunya relatif singkat, 15 hingga 30 menit, termasuk editing, Anton menilai fotografer pemula bisa melatih dirinya lewat game semacam ini.
Lantas apa yang menjadi poin penilaian bagi Anton?
"Dalam memotret soal kebenaran adalah nomor kedua. Pertama, hasil foto memiliki nilai yang membuat orang lain ingin membahas kembali apa maksud foto tersebut. Artinya foto bercerita dan memancing rasa ingin tahu. Akhirnya menjadi diri sendiri adalah kuncinya," papar Anton kepada Kompas Female.
Untuk menghasilkan foto dalam perspektif Anton, fotografer tertantang untuk mencari cara menguasai keadaan sekelilingnya, sensitif dengan apa yang ada di sekitarnya.
Bagi Anton, dalam fotografi, selain perlu adanya konsep foto, penguasaan kondisi di sekitarnya juga penting. Bagaimana lokasinya, modelnya, dan sosialisasinya dengan keadaan tersebut.
Kompetisi fotografi, termasuk dalam dunia fashion, akhirnya mempertemukan seni memotret, konsep fashion, karakter personal fotografer, dan hasil karya yang membuka berbagai peluang.
Bagi Afrida misalkan, meski tak menang dalam kompetisi perdananya, perempuan muda karyawan bank ini mengaku termotivasi. Kesukaannya terhadap produk Nike dan fotografi lantas membawanya pada kompetisi. Afrida pun mengaku, ia meyakini fotografi fashion bisa menjadi profesinya. Lewat kompetisi, Afrida mulai mengumpulkan portofolio fotografi.
"Bagi amatir, kegiatan semacam ini tempat belajar banyak ilmu," kata Afrida, sekaligus meyakinkan bahwa fotografi fashion adalah mimpinya yang akan terwujud nanti.
Ambil kamera, sensitif dengan apa yang ada di sekeliling Anda, mulailah memotret dengan konsep. Temukan bahwa cara sederhana dari kegemaran Anda bisa membuka kesempatan, bahkan keberuntungan.
C1-10
Editor: din
Tidak ada komentar:
Posting Komentar