Indonesia Benua yang Hilang
Jejak DNA Indonesia Terbawa Sampai Swedia
Fitraya Ramadhanny - detikNews
Jakarta - Peneliti asal Oxford, Inggris, Stephen Oppenheimer, meyakini Indonesia dan sekitarnya adalah benua yang tenggelam pada akhir Zaman Es. Salah satu buktinya adalah jejak DNA manusia Indonesia timur yang tersebar sampai Swedia.
Dalam buku karangannya Eden in The East: Benua yang Tenggelam di Asia Tenggara, Oppenheimer mengungkapkan penelitiannya terhadap DNA berbagai bangsa di dunia. Pakar genetika ini memang pernah menjadi dokter keliling di sejumlah negara di Asia Tenggara.
Nah, saat menjadi dokter untuk mengobati anemia di Papua Nugini, Oppenheimer menyadari kalau suku-suku dengan bahasa yang sama, mempunyai ciri DNA yang sama pula walaupun mereka tersebar luas di Papua.
Oppenheimer lantas menduga penyebaran manusia di akhir Zaman Es, mungkin akan meninggalkan jejak DNA yang sama. Oppenheimer lantas mengelaborasi penelitian serupa dari sejumlah ilmuwan lain. Dia mencari yang dia sebut DNA 'Eva' alias DNA nenek moyang kita yang perempuan (induk). Caranya dengan merunut DNA manusia modern.
DNA orang di Papua kehilangan apa yang disebut 'pasangan 9 basa (9-bp)'. Karakter DNA ini disebut motif Polinesia yang diperkirakan sudah ada sejak 17.000 tahun lalu. DNA ini tersebar ke arah kepulauan Pasifik tapi juga dimiliki oleh orang Indonesia Timur selain Papua, yaitu orang Maluku, Ternate, Flores dan Timor. Nah, orang Indonesia Barat tidak punya motif Polinesia.
Namun DNA dengan karakter 9-bp serupa rupanya muncul jauh di luar Indonesia. Sejumlah gugus DNA maternal Asia Tenggara ini muncul di India Selatan yang berbeda dengan India Utara. Bahkan DNA orang Swedia dan Finlandia menunjukkan ciri serupa.
Oppenheimer pun berteori, manusia Asia Tenggara ini berimigrasi sampai India Selatan pada akhir Zaman Es dari benua Sundaland yang tenggelam. Mereka terus menembus Asia Tengah, bahkan sampai ada yang ke Eropa.
Jika argumen ini Anda pikir tidak masuk akal, tunggu sampai anda melihat ilustrasi gambar yang diberikan Oppenheimer. Kapak perunggu dari Danau Sentani, Papua ternyata mirip dengan kapak Galstad, Swedia berumur 800 tahun SM.
Penasaran dengan temuan Oppenheimer? Anda bisa membaca lebih lengkap penelitiannya soal benua yang tenggelam di Indonesia dan sekitarnya dalam buku Eden in The East. Buku ini akan diterbitkan Ufuk Press akhir bulan Oktober.
(fay/nrl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar