Selasa, 13 September 2011

Awas! Modus Terbaru Penipuan di Internet


Awas! Modus Terbaru Penipuan di Internet

Penawaran palsu tetap jadi pancingan. Tetapi itu bukan satu-satunya trik yang digunakan.

SELASA, 13 SEPTEMBER 2011, 10:42 WIB
Muhammad Firman
Meski masih tetap memancing perhatian pengguna dengan menggelar penawaran palsu, tetapi itu bukan satu-satunya trik yang digunakan untuk menipu. (issa-eg.org)
VIVAnews - Penipu kerap mencari ide baru dalam mengelabui pengguna. Dari pengamatan terakhir, kini terdapat sejumlah trik baru yang digunakan oleh situs-situs phising untuk mencuri identitas pengunjung yang tidak paham akan ancaman yang tengah mereka hadapi.

Trik yang tengah marak digunakan di situs phising adalah menyaru sebagai produsen software terkemuka dan menawarkan aplikasi dengan potongan harga. Mereka menegaskan bahwa produk tersebut memang sedang dalam masa promo. Pengguna bisa ‘menghemat’ hingga 80% jika membeli di sana.

Seperti biasa, pengguna akan diminta untuk memasukkan informasi billing, informasi pribadi, serta detail kartu kredit untuk melakukan pembelian.

“Informasi pribadi mencakup alamat email dan nomor telepon. Detail kartu kredit yang diminta mulai dari nomor kartu kredit, kode CVV sampai masa berlaku,” kata Mathew Maniyara, analis dari Symantec Security Response, 13 September 2011. “Jika pengguna terjebak untuk mengisi form tersebut, pelaku telah berhasil mendapatkan seluruh informasi yang dibutuhkan untuk meraih keuntungan besar,” ucapnya.

Meski penawaran palsu tersebut dijadikan pancingan, tetapi itu bukan satu-satunya trik yang digunakan. Taktik berikutnya yang dipakai adalah memasang situs itu di nama domain yang baru didaftarkan, diindeks oleh sejumlah situs pencari populer dan memiliki page ranking yang bagus.

“Pelaku mendapatkan page ranking yang bagus karena mereka menyantumkan keyword pencarian yang kerap digunakan yakni produk populer di nama domain itu,” kata Maniyara.

Sebagai contoh, Maniyara menyebutkan, domain itu menggunakan nama seperti “keyword-pencarian-populer.com” dan jika pengguna melakukan pencarian dengan keyword tersebut di mesin pencari, mereka akan mendapati situs phising yang bersangkutan berada di bagian atas halaman pertama hasil pencarian.

Ternyata, tidak sampai di situ saja. Situs phising ini juga menggunakan trik lain untuk menjebak lebih banyak pengguna. Mereka memasang segel keamanan palsu di bagian bawah halaman tersebut.

“Segel keamanan asli biasa dipasang di situs web oleh pihak ketiga, umumnya perusahaan keamanan software, untuk memastikan bahwa website yang bersangkutan benar-benar asli,” kata Maniyara.

Jika segel keamanan asli diklik, pengguna akan mendapatkan pop up window yang disediakan oleh pihak ketiga tersebut, yang menampilkan detail situs tersebut dan enkripsi yang digunakan untuk mengamankan. Lalu, bagaimana para penipu mengatasi hal ini?

“Mereka menggunakan segel keamanan palsu dari dua perusahaan pengamanan terkemuka,” kata Maniyara. “Saat diklik, akan muncul pop up window ke situs referensi palsu,” ucapnya.

Dari pengamatan, kata Maniyara, situs pengamanan palsu itu menggunakan alamat http://www.(nama perusahaan pengamanan).com(domain palsu).com.

“Sepintas, ia tampaknya seperti segel yang mengarahkan ke alamat URL pihak ketiga yang aman, tetapi sebenarnya tidak,” kata Maniyara. “Jika kita melihat alamat URL itu secara lengkap, kita bisa mengetahui bahwa situs itu merupakan situs palsu,” ucapnya.

Maniyara menyebutkan, cara terbaik untuk mengetahui apakah segel pengamanan itu asli atau tidak adalah dengan mengkliknya dan melihat alamat URL lengkapnya di pop-up window. “Pop up window yang seharusnya muncul adalah menggunakan icon padlock, dengan alamat https serta menggunakan address bar berwarna hijau,” ucapnya.
• VIVAnews

Selasa, 06 September 2011

Unique Roman gladiator school unveiled in Austria


Unique Roman gladiator school unveiled in Austria

A virtual video presentations of the former Roman gladiator school that was found by underground radar is provided by the Ludwig Bolzmann institute for archaeology in Carnuntum, Austria, on Monday, Sept 5, 2011. They lived in cells barely big enough to turn around in for the time allotted them until death; usually four or five battles in the arena. This was the lot of those who trained at what experts described Monday as a world sensation _ the newly found and well preserved remnants of a gladiator school. (AP Photo/Ronald Zak)
PETRONELL-CARNUNTUM, Austria (AP) — They lived in cells barely big enough to turn around in and usually fought until they died. This was the lot of those at a sensational scientific discovery unveiled Monday: The well-preserved ruins of a gladiator school in Austria.
The Carnuntum ruins are part of a city of 50,000 people 28 miles (45 kilometers) east of Vienna that flourished about 1,700 years ago, a major military and trade outpost linking the far-flung Roman empire's Asian boundaries to its central and northern European lands.
Mapped out by radar, the ruins of the gladiator school remain underground. Yet officials say the find rivals the famous Ludus Magnus — the largest of the gladiatorial training schools in Rome — in its structure. And they say the Austrian site is even more detailed than the well-known Roman ruin, down to the remains of a thick wooden post in the middle of the training area, a mock enemy that young, desperate gladiators hacked away at centuries ago.
"(This is) a world sensation, in the true meaning of the word," said Lower Austrian provincial Governor Erwin Proell.
The archaeological park Carnuntum said the ruins were "unique in the world ... in their completeness and dimension."
The gladiator complex is part of a 10-square kilometer (3.9-square mile) site over the former city, an archaeological site now visited by hundreds of thousands of tourists a year. Officials told reporters they had no date for the start of excavations of the school, saying experts needed time to settle on a plan that conserves as much as possible.
"If one has a major injury then you first do a series of CT scans before you let a surgeon do his work," explained Wolfgang Neubauer, director of the Ludwig Bolzman Institute, which participated in the discovery.
Digging at the city site began around 1870, but only 0.5 percent of the settlement has been excavated, due to the enormity of what lies beneath and to the painstaking process of restoring what already has been unearthed.
Virtual video presentations Monday of the former Carnuntum gladiator school showed images of the ruins underground that morphed into what the complex must have looked like in the third century.
It was definitely a school of hard knocks.
"A gladiator school was a mixture of a barracks and a prison, kind of a high-security facility," said the Roemisch-Germanisches Zentralmuseum, one of the institutes involved in finding and evaluating the discovery. "The fighters were often convicted criminals, prisoners-of-war, and usually slaves."
Still, there were some perks for the men who sweated and bled for what they hoped would at least be a few brief moments of glory before their demise.
At the end of a dusty and bruising day, they could pamper their bodies in baths with hot, cold and lukewarm water. And hearty meals of meat, grains and cereals were plentiful for the men who burned thousands of calories in battle each day for the entertainment of others.
Thick walls surround 11,000 square meters (13,160 sq. yards) of the site, and the school and its adjacent buildings stretch over 2,800 square meters ((3,350 square yards).
Inside, a courtyard was ringed by living quarters and other buildings and contained a round, 19-square meter (23-square yard) training area — a small stadium overlooked by wooden seats and the terrace of the chief trainer.
The complex also contained about 40 tiny sleeping cells for the gladiators; a large bathing area; a training hall with heated floors and assorted administrative buildings. Outside the walls, radar scans show what archeologists believe was a cemetery for those killed during training.
The institute said the training area was where the men's "market value and in end effect their fate" was decided. At the same time, it gave them a small chance for survival, fame, and possibly liberty.
"If they were successful, they had a chance to advance to 'superstar' status — and maybe even achieve freedom," said Carnuntum park head Franz Humer.
___
George Jahn can be reached http://twitter.com/georgejahn

Minggu, 04 September 2011

The best out-of-office email ever written


The best out-of-office email ever written



(thinkstock photos)
(thinkstock photos)

You know the worst thing about going on vacation? Writing your out-of-office email message. It's always one of the last things on the to-do list along with buying mini-toothpaste, and it's definitely the least fun.

Do you leave contact information? Do you overstate or undersell said contact information's emergency purposes? Do you point people to a poor, helpless co-worker in your absence who will probably resent you the entire time you're gone? These and many other questions (like, is saying where you're going TMI?) plague me the night before I'm headed out of town.

Thankfully, Gizmodo has provided us neurotics with the perfect specimen of an out-of-office email message. They found a vacation auto-reply of a guy named Josh Kopelman, that will now serve as my model for all future away messages—give or take a few key details. Josh's stroke of genius in full:

I am currently out of the office on vacation.
I know I’m supposed to say that I’ll have limited access to email and won’t be able to respond until I return — but that’s not true. My blackberry will be with me and I can respond if I need to. And I recognize that I’ll probably need to interrupt my vacation from time to time to deal with something urgent.
That said, I promised my wife that I am going to try to disconnect, get away and enjoy our vacation as much as possible. So, I’m going to experiment with something new. I’m going to leave the decision in your hands:
  • If your email truly is urgent and you need a response while I’m on vacation, please resend it to interruptyourvacation@[redacted].com and I’ll try to respond to it promptly.
  • If you think someone else at [the company] might be able to help you, feel free to email my assistant, and she’ll try to point you in the right direction.
· Otherwise, I’ll respond when I return…
Warm regards,
Josh
Let's examine what Josh has done. First he's humanized the auto-reply robot message. Second he's implied that not only would you be interrupting his vacation if you reach out to him, but you'd also be upsetting his wife, which somehow feels much worse. Thirdly, he's created an email account that forces users to write the words "interrupt your vacation" in order to follow through with the disturbance, just in case someone has forgotten what they're about to do. Josh, you are a psychological mastermind. Hat's off. 
Related links:

Sabtu, 03 September 2011

Hindari Macet dengan Google Latitude


Hindari Macet dengan Google Latitude

Sayangnya, informasi trafik lalu-lintas baru tersedia di sekitar kawasan Jabodetabek.

MINGGU, 4 SEPTEMBER 2011, 07:28 WIB
Muhammad Firman
Jalur yang sedang lancar, padat merayap sampai macet total pun terpampang di sana. Sayangnya, informasi lalu-lintas baru di sekitar Jabodetabek, Ciawi, Cikampek, Bandung, dan Rancaekek. (google.com)
VIVAnews - Anda akan berangkat mudik? Jalur mana yang akan ditempuh? Manapun jalur yang akan dipilih, Anda tidak perlu khawatir. Ada panduan yang bisa digunakan secara gratis agar tidak terjebak macet di jalan. Caranya mudah, cukup gunakan smartphone ataupun tablet PC yang kamu punya.

Salah satu aplikasi yang bisa Anda pakai adalah Google Latitude. Aplikasi ini merupakan aplikasi mobile yang dapat memberikan informasi seputar lokasi di mana penggunanya berada. Ia juga memungkinkan pengguna mengikuti orang-orang tertentu dan melihat posisi di mana ia berada.

Khusus untuk mudik kali ini, lewat akun Google, pengguna bisa menambahkan satu layer, yakni Trafik pada peta yang ada untuk mengetahui tingkat kepadatan lalu lintas yang terjadi di sana.

Yang menarik, tidak seperti aplikasi peta lain yang spesifik untuk smartphone merek tertentu, Google Latitude bisa dipasang di smartphone merek apapun termasuk Apple, Nokia, beberapa seri Sony Ericsson dan tentunya ponsel dengan sistem operasi Android.

Untuk memilikinya, cukup arahkan browser ke alamat http://google.com/latitude dan download Google Latitude versi terbaru (Versi 4.0.0) berukuran 1,5MB. Jika Anda tidak suka versi bahasa Inggris, versi Bahasa Indonesia juga bisa Anda gunakan. Setelah download selesai, instalasikan aplikasi itu dari tempat di mana Anda menyimpan file instalasi yang didownload tadi.

Setelah instalasi selesai, jalankan aplikasi dan tambahkan layer Trafik di sana. Jalur-jalur yang sedang lancar, padat merayap sampai macet total pun terpampang di sana. Sayangnya, saat kami coba, informasi kepadatan lalu-lintas yang diberikan Google baru di sekitar Jabodetabek.
• VIVAnews

Beberapa Layanan Google Ditutup


Beberapa Layanan Google Ditutup

Padahal, beberapa layanan di antaranya dibeli miliaran rupiah.

SABTU, 3 SEPTEMBER 2011, 20:10 WIB
Indra Darmawan
VIVAnews - Google kembali mengumumkan penutupan beberapa layanan mereka yang tak laku di pasaran.
Dalam sebuah postingan di blog resmi mereka,Senior Vice President Google, Alan Eustace, mengatakan bahwa beberapa layanan Google yang ditutup adalah Google Aardvark, FastFlip, Sidewiki, Google Pack, Google Desktop, dan banyak lagi.
"Dalam beberapa bulan ke depan kami akan menutup sejumlah produk dan menggabungkan mereka sebagai salah satu fitur pada produk lainnya," ujar Alan Eustace, dikutip dari situseWeek.
Ini merupakan bagian dari kebijakan Chief Executive Officer (CEO) baru Google, Larry Page, yang ingin mengembangkan produk inti Google yang lebih fokus, seperti pencarian Google.com, bidang ponsel melalui Android, Chrome pada Desktop, serta YouTube untuk video.
Sebelumnya, Google juga telah menutup beberapa produk lainnya, seperti Google Health, Power Meter, serta produk-produk Google Labs secara bertahap. 
Berikut ini daftar lengkap layanan Google yang akan ditutup. 
- Aardvark
Adalah layanan tanya jawab yang dibeli Google pada Februari 2010. Sayang, layanan ini tak mendapat sambutan meriah di pasar. Padahal, menurut Wall Street Journal, Google membeli produk ini senilai US$50 juta atau sekitar Rp 427 miliar, tahun lalu.
- Sidewiki
Adalah layanan anotasi yang memungkinkan pengguna untuk meninggalkan catatan dan komentarnya mengenai artikel dan laman web, yang mereka anggap perlu. Karena sepi pengguna, layanan ini akan dihentikan.
- FastFlip
Ini adalah sebuah aplikasi yang mempermudah pembaca mencari sebuah laman berita di Google News. Google mengatakan, layanan ini akan digunakan di produk lainnya.
- Google Notebook
Produk ini memungkinkan pengguna menambahkan link URL dari web dengan catatan yang mereka ketik ke dalam dokumen-dokumen yang telah dipublikasikan di internet. Layanan yang muncul sejak dua tahun lalu itu dibekukan pengembangannya, dan pengguna bisa memindahkan semua data notebook mereka ke Google Docs.
- Google Desktop
Ini adalah software unduhan Google yang memungkinkan pengguna melakukan pencarian teks, email, file komputer, musik, foto, hasil chatting, serta laman web yang pernah dikunjungi, dan lain-lain. Layanan ini tak akan diperpanjang mengingat Google berencana memindahkan semua data dan file pengguna di cloud.
- Google Pack
Adalah sebuah tempat yang menampung berbagai aplikasi Google maupun unduhan gratis dari mitra Google lainnya. 
- Google Maps API untuk Flash
Layanan ini diluncurkan untuk menyediakan para pengembang ActionScript untuk bisa mengintegrasi aplikasi mereka dengan Google Maps. Karena kurang populer, Google kini lebih fokus pada JavaScript Maps API bersi 3. Tapi, Google tetap akan menyediakan dukungan bagi konsumen yang menggunakan API ini dari Google Maps API Premier.
- Google Web Security
Fitur-fitur di Google Web Security sudah banyak yang ditambahkan kepada produk-produk Google lainnya, seperti Safe Browsing pada Chrome. Google akan tetap menyediakansupport untuk konsumen Web Security.
- Image Labeler
Sebuah game untuk membantu orang untuk mengeksplorasi dan melabeli gambar-gambar di web.
- Subscribed Links
Layanan ini memungkinkan para pengembang untuk membuat pencarian yang lebih khusus ketimbang penelusuran normal. Produk ini hanya akan tersedia hingga 15 September. (art)

• VIVAnews